Selasa, 11 November 2014

Bermain Dapat Meningkatkan Kreativitas pada Anak



Bermain Dapat Meningkatkan Kreativitas pada Anak

Latar Belakang Masalah
     Pada masa perkembangan dan pertumbuhan anak, perlu adanya stimulus agar mereka dapat belajar dan memahami lingkungan sekitar. Stimulus tersebut dapat diperoleh melalui banyak hal, contohnya bermain. Peran bermain dalam kehidupan seorang anak sangat penting. Dalam bermain, seorang anak akan mendapatkan pengalaman dan pembelajaran yang akan diaplikasikan dikemudian hari. Dengan demikian, penulis akan menulis tentang manfaat dari bermain untuk perkembangan kreativitas seorang anak.

Pengertian Bermain
     Pengertian bermain menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). “Bermain adalah melakukan sesuatu untuk bersenang- senang” [(KBBI, 1997)
    Pengertian bermain menurut kata dasar dan sumber lain. Kata dasar dari bermain adalah main. “Main adalah melakukan permainan untuk menyenangkan hati (dengan menggunakan alat- alat tertentu atau tidak)” (KBBI,1997 )
     Pengertian bermain menurut para ahli
     Pengertian bermain menurut Plato. Menurut Plato, anak- anak akan lebih mudah mempelajari sesuatu dengan bermain, contohnya belajar aritmatika dengan membagikan apel. (Tedjasaputra, 2003)
            Pengertian bermain menurut Gross. Gross (dikutip dalam Mulyadi, 1997) berpendapat bahwa “bermain merupakan suatu kenyataan indah yang dijumpai pada kehidupan hampir semua anak di dunia”
     Pengertian bermain menurut Frank. Frank (dikutip dalam Mulyadi, 1997) mengatakan bahwa “bermain adalah cara terbaik bagi anak untuk mempelajari sesuatu yang baru, karena mereka hampir tidak menemukan cara lain untuk melakukannya”.

Karakteristik Bermain
     Gravey (dikutip dalam Mulyadi, 1997) mengatakan bahwa ada lima karakteristik dalam bermain. Pertama, bermain mempunyai nilai positif bagi anak yaitu mendapat kesenangan. Kedua, bermain didasari dengan motivasi yang muncul dari dalam diri, artinya ia melakukan atas kemauannya sendiri. Ketiga, bermain mempunyai dua sifat, yaitu spontan dan sukarela. Seorang anak bebas memilih permainan apa yang ia suka. Keempat, dalam bermain seorang anak harus aktif baik secara fisik maupun mental. Kelima, bermain berhubungan erat dengan kemampuan kreatif, memecahkan masalah, kemampuan berbahasa, kekmampuan sosialisasi.

Fungsi Bermain
Menurut Mulyadi (1997) mengatakan bahwa:
     Bermain, selain berfungsi bagi perkembangan pribadi, juga memiliki fungsi sosial dan emosional. Melalui bermain, anak merasakan berbagai pengalaman emosi; senang; sedih; bergairah; kecewa; bangga; marah dan sebagainya. Melalui bermain pula anak memahami kaitan antara dirinya dan lingkungan sosialnya, belajar bergaul dan memahami aturan ataupun tata cara pergaulan. Selain itu, kegiatan bermain berkaitan erat dengan perkembangan kognitif anak”. Dapat disimpulkan bahwa bermain memiliki banyak  fungsi untuk anak bukan hanya untuk perkembangan pribadi tetapi perkembangan emosional dan sosial.

Pengertian Kreativitas
     Pengertian kreativitas menurut KBBI. “Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta” (Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], 1997).     
     Pengertian kreativitas menurut kata dasar atau sumber lain. Kreativitas memiliki kata dasar kreatif yang berarti memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan (KBBI, 1997)
     Pengertian kreativitas menurut para ahli
     Pengertian kreativitas menurut Runco (dikutip dalam Santrock, 2005). Runco (dikutip dalam Santrock, 2005) mengatakan bahwa “Creativity is the ability to think about something in novel and unusual ways and to come up with unconventional solutions to problems”.
     Pengertian kreativitas menurut Drevdahl (dikutip dalam Hurlock, 1978). Drevdahl (dikutip dalam Hurlock, 1978) mengatakan bahwa “Creativity is the capacity of person to produce compositions, products or ideas of any sort which are essentially new or novel, and previously unknown to the producer”.

Jenis Kreativitas
     Ada tiga jenis kreativitas yaitu (a) kreativitas artistik, (b) kreativitas penemuan, dan (c) kreativitas humor. Kreativitas artistik dimiliki secara alamiah contohnya seperti menulis buku, melukis dan lain- lain. Kreativitas penemuan akan melahirkan suatu produk atau ide. Kreativitas humor dapat melihat sudut pandang dunia secara berbeda, sehingga kreativitas ini sangat dibutuhkan. (Clegg & Birch, 2006)

Faktor Kreativitas
     Faktor yang mendorong kreativitas anak
Menurut Clark (dikutip dari Sofyan, Nawawi, Satyaningsih, Rahmawati, dan P, 2011) mengatakan bahwa :
     Faktor yang mendukung kreativitas adalah (a) situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan; (b) situasi yang  memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan; (c) situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu; (d) situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian; (e) kedwibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreativitas secara lebih luas karena akan memberikan pandangan dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang berbeda dari umumnya yang dapat muncul dari pengalaman yang dimiliki; (f) posisi kelahiran, dimana anak laki-laki sulung lebih kreatif; dan (g) perhatian orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan, sekolah dan motivasi diri

     Faktor yang menghambat kreativitas anak
Menurut Clark (dikutip dari Sofyan, Nawawi, Satyaningsih, Rahmawati, dan Yossam, 2011) mengatakan bahwa :
     Faktor yang menghambat kreativitas adalah (a) adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian, dalam menanggung resiko dan upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui; (b) konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial; (c) kurang berani dalam mengeksplorasi, menggunakan imajinasi dan penyelidikian; (d) stereotip peran; (e) diferensiasi antara bekerja dan bermain; (f) otoritariarisme; (g) tidak menghargai khayalan

Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Aspek Kognisi- Kreativitas pada Anak
     Aspek Kognisi berkaitan dengan pengetahuan yang luas, daya nalar, kreativitas (daya cipta), kemampuan berbahasa, serta daya ingat. Melalui bermain, seorang anak akan dengan mudah memperoleh pengetahuan, anak juga dapat belajar melalui cerita baik melalui tulisan maupun lisan. Kreativitas dapat dikembangkan melalui pengalaman yang didapatkan selama bermain. Dengan bermain, anak diberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya secara bebas melalui cerita, dan hasil karya lainnya (Tedjasaputra, 2001). “Being creativity is also valuable to young children because it adds spice to their play” (Hurlock, 1978). Jadi, aktifitas bermain pada anak sangat berpengaruh untuk perkembangan kognisi anak khususnya pada daya cipta

Kesimpulan
     Kegiatan bermain pada anak sangat penting untuk mengembangkan daya cipta atau kreativitasnya. Bermain dapat menambah pengetahuan sehingga seorang anak dapat menggunakan ilmu tersebut. Kreativitas dalam bermain akan berkembang jika adanya faktor pendorong seperti dukungan orangtua.

Daftar Pustaka
Clegg, B., & Birch, P. (2006). Pelajaran pertama kreativitas (Z. Harahap, Penerj.). Dalam D. P. Hutahuruk, D. P. Purba, & T. Vini. S (Ed.), 76 Cara instan meningkatkan kreativitas anda (h. 6-7). Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. B. (1978). Development of creativity. Child development. Singapore: Mc Graw-Hill
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1997). (Edisi ke 8). Jakarta.
Mulyadi, S. (1997). Bermain itu penting (h. 9-12). Jakarta: Elex Media Komputindo.
Santrock, John. (2005). Psychology (7th ed.). New York, NY: Mc Graw Hill
Sofyan, N. M., Nawawi, M., Satyaningsih, T., Rahmawati, A., dan P, Yossam. G. (2011). Makalah psikologi pendidikan kreativitas, 12-13. Diunduh dari https://docs.google.com/document/d/1nPTgSvGbfw1TZPxthnBbedVU5nYjNAjXDUdwYk9sFuI/edit
Tedjasaputra, M. S. (2001). Bermain, mainan, dan permainan (h. 42-43). Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Rabu, 05 November 2014

Plagiarisme

Tindakan Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa

Pengertian Plagiarisme
     Pengertian plagiarisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “Plagiarisme adalah penjiplakan yang melanggar hak cipta” (dikutip dari [KBBI], 2014)
     Pengertian plagiarisme dari kata dasar dan sumber lain. Plagiarisme berasal dari kata plagiat yang berarti pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misal menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri (KBBI, 2014). “Plagiarisme adalah bentuk penyalahgunaan hak kekayaan intelektual milik orang lain, yang mana karya tersebut dipresentasikan dan diakui secara tidak sah sebagai hasil karya pribadi” (Sulianta, 2007).
     Pengertian Plagiarisme menurut para ahli. Neville (dikutip dalam Putri, 2013) mengemukakan bahwa Plagiarisme sebagai tindakan mengambil ide atau tulisan orang lain tanpa menyebutkan rujukan dan diklaim sebagai miliknya sendiri.
Pengertian Plagiarisme menurut hukum menurut pasal 1 Peraturan Mentri, plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/ atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai (Mentri Pendidikan Nasional, 2010)


Ciri Plagiarisme
     “Ciri-ciri yang termasuk plagiarisme menurut BarnBaum yaitu copy dan paste, mengganti bahasa sendiri, mengikuti gaya penalaran kutipan,penulisan metafora dan mengikuti ide penulis dengan tidak mencantumkan sumber penulis” (Tobing, 2013). Pernyataan tersebut menyatakan bahwa semua tindakan yang berupa penyalinan atau meniru, baik ide maupun bahasa merupakan suatu tindakan plagiat.

Jenis Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa
          “Plagiarisme mempunyai beberapa jenis, yaitu: (a) plagiarisme ide, (b) plagiarisme isi (data penelitian), (c) plagiarisme kata, kalimat, paragraf, (d) plagiarisme total” (Herqutanto, 2013). Ketiga jenis tindakan plagiarisme ini sering terjadi di kalangan mahasiswa.

Alasan Melakukan Plagiarisme
Suliata (2007, h. 71) mengatakan bahwa:
     Beberapa alasan memunculkan tidakan plagiarisme adalah (a) kurangnya kesadaran beretika, entah itu sebagai citizen maupun netizen; (b) fasilitas internet; (c) perangkat teknologi tinggi dengan mobilitas tinggi (semisal laptop dan PDA yang memberikan kemudahan dalam mengakses sumber daya internet; (d) perubahan budaya, plagiarisme dikatakan sebagai suatu kegiatan kolaborasi dan perilaku pembelajaran bukan pelanggaran; (e) mendapatkan prestasi akademik dengan berbagai cara; dan (f) tersedianya search engine yang semakin mampu menemukan sumber- sumber  internet content yang dimaksud.



Dampak Plagiarisme
    Dampak negatif dari plagiat adalah dapat membunuh kreatifitas seseorang. Berawal dari tidak mendapatkan ide, dan kreatifitas ditambah dengan rasa malas, tindakan plagiat pun muncul. (Sulianta ,2007, h. 71)

Cara Mencegah Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa
     Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya plagiarisme yaitu: (a) kejujuran pada diri seorang penulis, kejujuran merupakan hal dasar untuk menegakkan dan membangun kebenaran ilmiah; (b) pengakuan terhadap orang lain, daftar pustaka merupakan contoh tindakan apresiasi seseorang; (c) meningkatkan peran pendidik dalam mencegah plagiarisme, seorang pendidik harus mendampingi anak didiknya dalam menulis karya ilmiah. (Indriyanto, 2012)










Daftar Pustaka

Herqutanto. (2013). Plagiarisme, rutuhnya tembok akademik, 1(1), 1-2.Diunduh dari http://journal.ui.ac.id/index.php/eJKI/article/viewFile/1589/1335
Indriyanto. (2012, Januari). Mencegah terjadinya plagiarisme pada karya tulis. Cara mencegah plagiarisme. Diunduh dari http://staff.unila.ac.id/indriyanto/2012/01/17/cara-mencegah-plagiarisme/
KBBI. (2013). Plagiarisme. Diunduh dari http://kbbi.web.id/plagiarisme.
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2010). Pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi, 1-2.  Diunduh dari http://unnes.ac.id/wp-content/uploads/Permen-Nomor-17-Thn-2010-tentang-pencegahan-dan-penanggulangan-plagiat.pdf
Putri, D. P. (2013, Oktober). Plagiatrisme. Diunduh dari http://dinarputri24.wordpress.com/2013/10/page/2/
Sulianta, F. (2007). Seri referensi praktis: Konten internet, 71-72. Diunduh dari http://books.google.com/books?isbn=9792717889
Tobing, E. (2013). Pancasila: Membentuk karakter mahasiswa anti plagiarisme. Diunduh dari http://www.academia.edu/4344537/Pancasila_Membentuk_Karakter_Mahasiswa_Anti-Plagiarisme
Wikipedia. (2013). Plagiarisme. Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Plagiarisme

Minggu, 05 Oktober 2014

EKSISTENSIALISME

Definisi


Ekstensialisme adalah aliran filsafat yang membahas tentang keberadaan manusia yang khas diantara ciptaan lainnya

Sabtu, 04 Oktober 2014

Etos Kerja dan Seni Budaya

Pada pertemuan 2 Oktober 2014, pelajaran Filsafat Etos Kerja dan Seni Budaya diaplikasikan dengan melakukan Fieldtrip ke Kampung Betawi..

Selasa, 30 September 2014

Manusia dan Afektifitas

Definisi

Yang membedakan manusia dengan ciptaan lainnya  adalah afektifitasnya
Afeksi merupakan perasaan terhadap suatu hal.

Sabtu, 27 September 2014

Tugas Tutorial Kebebasan

Menurut saya, setiap manusia itu memiliki kebebasan.
karena kebebasan juga merupakan Hak Azasi Manusia.
Seperti kebebasan dalam memilih agama, mengeluarkan pendapat, dll sudah diatur dalam UUD.
 
Tetapi dalam menjalankan kebebasan itu, manusia suka 'menghalalkan segala cara'. sehingga dibuatlah aturan-aturan tertentu yang fungsinya untuk mengatur kehidupan manusia.
aturan itu juga dibuat untuk menjadikan manusia lebih bertanggung jawab dan disiplin.

Jumat, 26 September 2014

FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN

JIWA DAN BADAN


Badan dan jiwa = satu kesatuan yg membentuk pribadi manusia. Kesatuan keduanya membentuk keutuhan pribadi manusia.